Info Sekolah
Jumat, 11 Okt 2024
  • Kurikulum dalam pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kemajuan pendidikan di suatu Negara, mulai dari ranah konsep hingga aplikasi atau praktek di lapangan. Karena memiliki peran sebagai rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan ajar penyelenggaraan pedoman pendidikan yang baik.
  • Kurikulum dalam pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kemajuan pendidikan di suatu Negara, mulai dari ranah konsep hingga aplikasi atau praktek di lapangan. Karena memiliki peran sebagai rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan ajar penyelenggaraan pedoman pendidikan yang baik.
PPDB DKI JAKARTA 2024
16 Agustus 2024

Koneksi Antar Materi – Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Jum, 16 Agustus 2024 Dibaca 37x Blog / Guru Penggerak

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Dalam setiap pengambilan keputusan wajib berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan  serta regulasi yang ada dengan berpedoman pada 9 langkah pengambilan keputusan. Melalui kedua dasar tersebut kita dapat menganalisis sehingga dapat membedakan antara dilema etika atau bujukan moral.

Kepekaan sosial emosional seseorang akan menumbuhkan empati dan simpati, sehingga dapat menempatkan diri untuk bisa mengenal orang lain . Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta didik alami, sehingga kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, disaat harus melakukan pengambilan keputusan. Guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran akan bertindak atas dasar keberpihakan pada murid. Dalam setiap keputusannya harus mempertimbangkan bayak hal yang bermuara pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan berlandaskan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan

Paradigma yang ada dalam situasi dilematis

  1. Individu lawan kelompok (individual vs community) Artinya, ada pertentangan antara individu melawan kelompok yang lebih dominan atau mayoritas dalam sebuah perkumpulan yang lebih besar itu.
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) Pilihannya adalah antara mengikuti aturan “hitam di atas putih” atau melanggar sepenuhnya.
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) Terkadang, dalam mengambil keputusan, kita harus memilih antara jujur atau setia kepada orang lain. Kejujuran dan kesetiaan ini acap menjadi pertentangan yang berat.
  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Paradigma ini sering dijumpai. Sering kita dihadapkan pada situasi antara mengambil keputusan jangka panjang atau jangka pendek.

3 Prinsip Pengambilan Keputusan Guru Penggerak

 

Dalam pengambilan keputusan, guru penggerak memiliki 3 prinsip yang dapat diambil meliputi Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Kendati demikian, penggunaan prinsip harus sesuai dengan nilai-nilai yang tertanam dalam setiap guru penggerak.

  1. Prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) Prinsip Care-Based Thinking cocok digunakan para guru yang memiliki empati tinggi, rasa kasih sayang, dan kepedulian cenderung.
  2. Prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Prinsip Rule-Based Thinking cocok digunakan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan.
  3. Prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Prinsip Ends-Based Thinking cocok digunakan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial tinggi.

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi tertentu
Dalam menentukan keputusan terkadang ada sesuatu yang harus dikorbankan, dalam situasi tertentu.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut
Sebelum mengambil suatu keputusan, pertimbangkan karakter semua orang yang terlibat.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut
Fakta-fakta terkait situasi tertentu harus menjadi pertimbangan juga dalam pengambilan keputusan.
4. Pengujian benar atau salah
Pengujian yang dilakukan bisa berupa uji legal, uji regulasi/standar profesional, uji intuisi, dan uji panutan. Jika hal ini sudah dilakukan, anda bisa memiliki referensi dan cara pandang lebih luas dalam mengambil keputusan
5. Pengujian paradigma benar dan benar
Terkadang dalam suatu kondisi tertentu terdapat pilihan keputusan yang sama-sama dianggap benar. Untuk memilih lakukan pengujian sehingga Anda bisa menitikberatkan kepada salah satu.
6. Melakukan prinsip resolusi
Menerapkan 3 prinsip, yakni End based thinking, Rule based thinking, Care based thinking dalam pengambilan keputusan. Kalau memungkinkan ambil ketiganya tetapi jika tidak, cukup salah satu atau dua.
7. Investigasi Opsi Trilema
Investigasi Opsi Trilema yaitu solusi lain yang tak terduga. Sebelum membuat keputusan, refleksikan diri sendiri terhadap keputusan yang diambil.
8. Buat keputusan
Setelah langkah-langkah di atas sudah selesai, buat keputusan yang bulat.
9. Lihat lagi keputusan itu, lalu refleksikan
Setelah ada sebuah keputusan, Anda tidak serta-merta selesai begitu saja tugasnya. Tinjau dan lihat impak dari keputusan itu, refleksikan, dan diskusikan dengan pihak yang berkaitan.

Pada tahap demonstrasi kontekstual, saya belajar proses pengambilan keputusan diterapkan berdasarkan pengetahuan tentang paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal dan di sekolah/lingkungan lain, menggali ilmu dari 3 kepala sekolah di lingkungan saya, SMK Negeri 36 Jakarta, SMK Negeri 49 Jakarta, SDN Cakung Timur 03 Pagi.

Dari hasil wawancara ketiga kepala sekolah, saya mendapatkan pengetahuan dari pimpinan sekolah, tentang pengalaman mereka menghadapi dilema etika di sekolah dan berbagai langkah penyelesaian dengan paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan keputusan.

Setelah proses belajar karena saya mempelajari hal yang sangat penting bagi seorang pemimpin pembelajaran, membantu komunitas praktisi, menjadi contoh untuk guru lain, berkolaborasi dengan anggota sekolah.

Setelah memperlajari modul ini, pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan tiga unsur penting, yaitu mendukung murid, bertanggung jawab, dan didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Selama mempelajari konsep materi dari awal hingga modul ini, saya menemukan banyak keterkaitan yang membantu saya memahami konsep tersebut dengan lebih baik dan membentuk pemahaman baru bagi saya.

Pada pembelajaran modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin, penting untuk di pahami, menyelaraskan berbagai kepentingan yang saling bersinggungan,  menghindari rasa dirugikan atau tidak puas dengan keputusan yang diambil.

Kasus demi kasus dipelajari dalam melakukan pengambilan keputusan, melatih dan fokus dalam mengambil keputusan yang tepat. Sebagai pembelajar awal, saya sulit untuk memilih antara beberapa pilihan yang benar, namun sebagai pemimpin  kita harus mempertimbangkan tiga unsur penting dalam pengambilan keputusan, yaitu mendukung murid, didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Seperti dalam 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah pengambilan keputusan, saya memperoleh pengetahuan langkah demi langkah sehingga memudahkan kita dalam mengambil keputusan.

Saya menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah pengambilan keputusan, sudah beberapa kali peristiwa terjadi tentang murid dengan murid, murid dengan guru, yang saya tangani ketika menjadi guru dan staf kesiswaan.

Saya juga berkehendak berbagi pengetahuan tentang materi baru yang telah dipelajari kepada rekan sejawat, juga melalui berbagai media, baik secara langsung maupun melalui platform digital.

Banyak hal dari hasil refleksi dari pengalaman dan pemahaman saya selama dua minggu belajar di modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar